MAHAMERU, GUNUNG SEMERU, part 1


THE JOURNEY
‘MAHAMERU’ THE GREAT PEAK OF SEMERU INDONESIA

Tim Pendakian
Dari kiri ke kanan : Sempal, Tania, Agnes, Dika
Duduk Tengah: Ngomple, saya sendiri

 Perjalanan ini berawal dari hobi dan minat yang sama dalm mememnuhi hasrat dan kepuasan untuk berada di puncak sebuah Gunung. Walau lokasi keberadaan yang berbeda, bukan menjadi masalah untuk dapat berkumpul dan bersama sama melakukan sebuah perjalanan yang banyak orang menyebutnya “Naik Gunung”. Aktivitas yang melelahkan tetapi selalu membuat para pelakunya ingin melakukan hal yang sama dan tetunya di lokasi yang berbeda.



Sempal salah seorang anggota pecinta alam Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Mapasadha adalah sebutan bagi mereka. Dua pekan sebelumnya dia melakukan pendakian ke gunung semeru bersama rekan rekannya, dan pendakian ini juga sekaligus bertemu dengan Tim Jelajah Mapasadha 20112 yang sedang melakukan pendakian mulai 8 september 2012 ke 4 gunung sekaligus secara berturut-turut, mulai dari Gunung Argopuro, Gunung Arjuno, Gunung Welirang dan yang terahir adalah Gunung Semeru. Cerita pendakian yang di lakukan sempal sampai kepada beberapa teman yang ternyata mulai terbujuk untuk juga melakukan perjalanan yang sama ke Gunung Semeru. Jakarta, Solo dan Jogja, dari ke tiga kota itulah berkumpul 5 orang yang menjadi tim untuk melakukan pendakian Gunung Semeru dan salah satunya saya sendiri.

Jogja adalah kota yang tepat sebagai lokasi berkumpul para tim. Dan pastinya sekretariat Mapasadha yang di gunakan sebagai tempat malakukan berbaai persiapan dan koordinasi. 15 Agustus, adalah tanggal yang sangat tepat untuk memulai perjalanan dari jogja berharap dapt mengikuti Upacara Bendera memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ’Republik Indonesia’ yang ke 67.

Pukul 19.00 WIB, semua tim siap melakukan perjalanan yang di mulai dari Jogja-Surabaya, di lanjutkan dari Surabaya-Malang, terus bergerak dari terminal Arjosari Malang-Tumpang. Hari sudah berganti dan tidak berhenti di situ, karena akan sia-sia belaka. Tim segera meluncur ke Ranupani yang merupakan desa terahir dan lokasi kantor milik TNBTS sebagai tempat mengurus ijin untuk melakukan pendakian.



Istirahat sejenak sembari mengurus ijin dan mengisi perut serta berbagai persiapan perjalanan pun dilakukan, ahirnya pada pukul 13 .00 tim segera bergerak meninggalkan pos perinjinan menuju jalur pendakian. 


Perjalanan yang sangat tidak biasa. Target hari ini hanya mencapai Ranu Kumbolo, yang merupakan tempat paling nyaman dan paling indah untuk membuka tenda dan bermalam. Dilokasi itu terdapat sebuah danau yang sangat indah. Ketika fajar, matahari terbit di salah satu sisi danau tepat di tengah-tengah antara 2 bukit yang ujung bawahnya menyatu, mejadikan keindahan Ranu Kumbolo semakin memuncak. ”there is fuck’in beautifull”. Perjalan menuju lokasi ini di tempuh hampir 8 jam perjalanan.

        ”HAAAAA.....??????”

      Jangan terkejut dengan lamanya waktu perjalanan ini, tim berjalan dengan amat santainya untuk dapat lebih menikmati perjalanan. Di setiap sisi jalur baik yang menanjak, datar atau di sebut juga landai, bahkan juga menurun, selalu di penuhi dengan canda gurau dan tertawa lepas dari setiap orang ynag tentunya ini dapat menguras cukup banyak tenaga. Ada saja bahan pembicaraan yang membuat tertawa. Dengan penuh tawa, kaki tetap melangkah dan sampai juga di pos pertama, tidak lupa tim menyempatkan diri untuk duduk santai dan pastinya di isi dengan perbincangan ringan yang membuat semua tim tertawa, dan begitu seterusnya yang terjadi pada pos pos pendakian berikutnya. 



Gelap pun tiba menyelimuti dedaunan dan pepohonan yang sebelum terlihat jelas nampak subur dan tumbuh bebas. Senter masing-masing segera di keluarkan untuk membantu mata menembus gelapnya malam dan menemukan jalur yang baik untuk di lewati. Semangat tim menjadi meningkat dan mulai berjalan cepat cepat ketika dari kejauhan terlihat beberapa cahaya bintang yang berada di bawah. Nafas memburu, langkah semakin cepat, tawa menjadi berkurang. Yang ada adalah keinginat untuk mencapai bintang  yang di lihat tadi. Sampai juga di lokasi di mana bintang-bintang itu berada yang sebenarnya adalah lampu penerangan dan api unggun para pendaki yang sudah terlebih dahulu sampai di salah satu sisi danau Ranu kumbolo. Lega rasanya hati dan segera bergegas mencari tempat yang enak dan nyaman untuk membuka tenda. Malam bejalan di isi dengan tawa dan sedikit koordinasi rencana pergerakan di esok hari yang sudah tanggal 17 Agustus. Yang pasti tidak mau melewatkan upacara bendera memperingati kemerdekaan RI yang ke 67 bersama para pendaki dan renger TNBTS yang berada di Ranu Kumbolo.


Malam pun berlalu. Ketika membuka pintu tenda, mata yang masih berusaha dibuka sembari menahan dingin ketika udara luar masuk ke dalam tenda,  dan rasa itu tiba-tiba sirna karena di suguhi pemandangan Ranu Kumbolo yang begitu menakjubkan. Nampak di sisi seberang danau Ranukumbolo, muncuk sebuah gumpalan mirip asap berwarna merah, disusul dengan lingkaran merah yang menyilaukan mata. Matahari terbit di ujung sana. Keindahan yang tak terkira berada di hadapan para pendaki.








TO BE CONTINUE

part 2         part 3         part 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar