Bahaya penelusuran Gua

ANTROPOSENTRISME

Seorang penelusur gua harus sadar akan bahaya yang mungkin bisa menimpanya di dalam gua. Mengadakan pertolongan pada korban caving sangatlah sulit, hal ini mengingat medan yang gelap dan tak terduga ruang geraknya. Di luar negeri sering terjadi kecelakaan dalam penelusuran gua hal ini karena banyaknya penelusuran gua dari berbagai negara. Di Indonesia pernah terjadi kecelakaan dalam penelusuran gua di daerah gunung sewu (Wonosari). Untuk itu sangat bijaksana mengetahui bahaya – bahaya penelusuran gua untuk menghindari/mencegahnya.
  1. Bahaya jatuh, sering diakibatkan karena cavers kurang berhati-hati dan kurangnya penerangan/cahaya. Karena itu hendaknya kita harus selalu waspada kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan sewaktu-waktu bisa mengakibatkan kecelakaan dalam penelusuan gua.
  2. Bahaya banjir, Hendaknya setiap akan mengadakan penelusuran gua harus memperhitungkan cuaca, sebab kalau pada musim hujan sangat berbahaya mengadakan penelusuran, hal ini karena adanya sungai bawah tanah yang kadang banjir tak terduga. Pada saat menelusur gua perlu melihat bekas-bekas kotoran yang menyangkut pada ketinggian dan dan daerah-daerah yang aman, sehingga bila ada banjir kita dapat berlindung.
  3. Bahaya tenggelam, ketika akan menelusuri gua hendaknya kita selalu melihat petanya untuk melihat apakah ada sungai, danau, air terjun dan apakah memerlukan alat selam. Sehingga kita bisa mem0perkirakan apakah kita perlu membawa pelampung dan perahu karet.
  4. Bahaya tersesat, bisa saja terjadi karena lorong gua yang bercabang-cabang dan bisa membingungkan. Maka penelusur gua harus jeli/peka dan daya ingat tinggi terhadap lorong gua yang dihadapi.
  5. Bahaya keruntuhan, ini dikarenakan rapuhnya batuan dikanan kiri lorong gua yang sewaktu-waktu bisa runtuh/longsor
  6. Bahaya gigitan binatang berbisa, biasanya di mulut gua banyak dihuni binatang yang berbisa (ular, kelabang, dll).
  7. Bahaya kurang terampil dalam penggunaan peralatan, disini tiap penelusur gua harus dapat menggunakan peralatan dan menguasainya, sebab kalau tidak akan mengakibatkan fatal bagi si penelusur gua itu sendiri.
Kecelakaan-kecelakaan yang sering terjadi, karena gas yang berbahaya khusus yang mencolok ialah karena kurangnya oksigen berhubung rendahnya kadar karbondioksida, sehingga sulit untuk bernafas (hipoksida).
Tanda-tanda jumlah/kadar oksigen :
20% : udara normal.
16% : lilin tidak menyala.
15% : pada muka laut, gejala hipoksida.
12% : hipoksida serius.
8 – 10% : lampu karbit tak menyala.
7 – 8% : kesadaran menurun drastis diikuti kematian.
Kekurangan oksigen biasa terjadi pada lorong-lorng sempit, ducking juga disebalik sump. Pemakaian obor dan petromak sangat tidak dianjurkan, karena akan menambah kadar karbondioksida. Kadar CO juga menghantui para caver, karena cepat mematikan disamping tidak berbau dan tak berwarna. Gas CO dapat timbul akibat peledakan dinamit dan api unggun. Pada gua bernafas bisa menghisap asap yang berbeda diluar mulut gua. Beberapa gas yang berbahaya tetapi tidak mematikan, misalnya :
Gas Nitro : menyebabkan bibir dan kulit kebiruan, nyeri pada kepala dan tekanan darah menurun drastis. Gas ini tidak berwarna dan berbau.
Gas Sulfur : terdapat pada daerah gunung berapi (gua lava). Berbau telur busuk dan tak berwarna. Dapat diatasi dengan masker industri atau bauan kopi.
Udara penuh debu : Menimbulkan/ membuat sesak nafas, sakit waktu bernafas dan batuk kering. Dapat diatasi dengan masker. Ini terdapat pada gua-gua yang kering/gua yang sudah tidak aktif lagi pembentukannya.
Udara yang mudah meledak atau terbakar : gas metan, guano, sangat berbahaya bila menggunakan lampu karbit atau korek api.

SPELEOCENTRISME

Bahaya yang diterima gua itu sendiri setelah dimasuki, mengingat gua merupakan bentukan alam yang peka. Beberapa cara atau metode untuk mencegah perusakan gua antara lain :
- KODE ETIK PENELUSURAN GUA
- Ditetapkan sistem perijinan dan rekomendasi yang ketat
- Seacara konsekuen ditetapkan undang-undang yang melindungi gua dan biota gua
- Akses tetap dibiarkan sulit
- Jangan mengajak sembarangan orang memasuki gua
- Mensakralkan gua
- Gua ditutup
- Melarang total memasuki gua


Untuk menjaga lingkungan gua secara utuh perlu diingat :
- Kepekaan gua dan lingkungannya terhadap setiap bentuk pencemaran
- Sumber daya air, biota, formasi, dan sedimen gua perlu dijaga kelestariannya
- Ekologi didalam dan diluar gua sangat erat hubungannya dan berada dalam keseimbanganyang dinamis
- Semua pihak harus menyadari akan pentingnya semua gua dari dari sumber daya alam yang harus dilindungi


Jangan ambil sesuatu kecuali gambar
Jangan bunuh sesuatu kecuali waktu, dan
jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak !!!.